PENERAPAN
FUNGSI DALAM MAPLE
LAPORAN
PRAKTIKUM MATEMATIKA DASAR
Oleh
Ferlia
Suci Ramadhani
NIM:121810301007
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JEMBER
2012
BAB1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak dapat dihindari bahwa dalam
operasi matematika kita akan sering mempelajari berbagai macam fungsi-fungsi
matematik. Fungsi-fungsi inilah yang nantinya digunakan dalam banyak
perhitungan matematika. Tapi saat ini sering kali mahasiswa sulit mempelajari
fungsi, baik itu dalam menyelesaikan perhitungannya maupun dalam penggambaran
grafik suatu fungsi. Kini untuk mempelajari fungsi kita dapat menggunakan
program komputer yang ada, contohnya
saja maple. Maple adalah salah satu software yang digunakan dalam pengoperasian
matematika, didalamnya terdapat notasi notasi matematis pada proses perhitungan
yang dijalankan. Dengan menggunakan maple kita akan lebih mudah mempelajari
fungsi,baik itu secara perhitungan maupun untuk menggambarkan grafiknya.
Oleh karena itu, penulis ingin
membahas lebih dalam tentang “Penerapan fungsi dalam maple”
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1
Bagaimana penerapan fungsi dalam maple?
1.1.2
Bagaimana cara menuliskan fungsi invers
pada maple?
1.2 Tujuan
1.2.1
Mengetahui penerapan fungsi dalam maple.
1.2.2
Mengetahui cara menuliskan fungsi invers
pada maple?
1.3 Manfaat
1.3.1
Agar dapat mengetahui penerapan fungsi
dalam maple.
1.3.2
Agar dapat menuliskan rumus fumgi dalam
maple.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian
fungsi
Pengertian fungsi disini dikaitkan
dengan pengertian pemetaan yang dalam analisis matematika dikenal dengan nama
fungsi. Dengan demikian fungsi merupakan kejadian khusus dari suatu
relasi.(Sukardji Ranuwihardjo,1986:7).
Fungsi menurut buku lain adalah suatu
persamaan dimana mempunyai dua buah variabel atau lebih yang masing masing
variabel tersebut nilainya saling mempengaruhi(Suprapto kartono SE,1983:2).
Misalnya : a. Fungsi yang mempunyai dua
variabel
y
= f(x) dibaca y sama dengan fungsi dari x
f(x,y) = 0 dibaca, fungsi x dan y sama dengan
nol
b. Fungsi yang mempunyai lebih dari dua
variabel
z = G(x,y) dibaca,
z sama dengan fungsi dari x dan y.
G(x,y.z) = 0
dibaca, fungsi x,y, dan z sama dengan nol
Dalam fungsi ini x,y, dan z adalah yang
dimaksud dengan variabel, yaitu nilainya tidak tetap,tetapi berubah ubah.
Variabel dapat dibedakan menjadi dua yakni :
1.
Variabel bebas (independent)
2.
Variabel tidak bebas (dependent)
2.2 Fungsi eksplisit
Fungsi eksplisit adalah suatu fungsi
dimana antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dapat dengan jelas
dinyatakan. (Suprapto kartono SE,1983:3).
Misal
:
1.
Fungsi eksplisit yang mempunyai dua buah
variabel
Y
= f(x), y sama dengan fungsi dari x
Kalau
dirumuskan demikian maka x merupakan variabel bebas sedangkan y adalah variabel
bebas. Artinya besar kecilnya nilai variabel y tergantung dari besar kecilnya
nilai variabel x.
Contoh:
Y = f(x),dalam bentuk sederhana dapat
dikemukakan sebagai berikut.
Y= x+3 x
= variabel bebas
Y = variabel tidak
bebas.
Kalau x = 5 maka y = 5 + 3 =8
Kalau x = -4 maka y = -4 + 3 = -1,dan
seterusnya
Tetapi tidak boleh,
Kalau y = 8 maka 8 = x + 5 maka x=3
Meskipun cara ini secara aljabar dapat
dibenarkan.
2. Fungsi
eksplisit yang mempunyai lebih dari dua variabel
Z
= f(x,y),z sama dengan fungsi dari x dan y maka:
X
dan y adalah vriabel bebas
Z
adalah variabel tidak bebas
Contoh
:
Z
= f(x,y) adalah z = x2 + y – 2
Kalau
x = 1 dan y = 2 maka
Z = 1 + 2 – 2 =1,dan seterusnya
2.3
Fungsi implisit
Fungsi impilsit adalah suatu fungsi
dimana variabel bebas dan variabel tidak bebas tidak dapat di bedakan dengan
jelas. (Suprapto kartono SE,1983:4).
Misalnya
:
1.
Fungsi implisit yang mempunyai dua
variabel
F(x,y)
= 0,fungsi x dan y sama dengan nol
Di
sini antara variabel x dan variabel y tidak dapat diketahui mana variabel bebs
dan mana yang variabel tidak bebas.
Contoh
:
F(x,y)
= 0 adalah y – x + 2 =0 maka
Kalau
x = 4 sehingga y = 2,boleh juga
Kalau
y =5 sehingga x = 7,dan seterusnya.
2.
Fungsi implisit yang mempunyai lebih
dari dua variabel
F(x,y,z)
= 0,fungsi x, y,dan z sama dengan nol.
Di
sini antara variabel x, y ,dan z juga tidak dapat diketahui mana variabel bebs
dan mana yang variabel tidak bebas.
Contoh
:
F(x,y,z)
= 0,adalah x + 2y – z + 5 = 0
Kalau
x = 1, y = 2 maka z = 10 atau
Kalau
x = 2, z = 3 maka y = -1,dan seterusnya
2.4 Nilai fungsi
Kalau kita ingin mengetahui nilai dari
suatu fungsi, maka kita harus menetukan terlebih dahulu nilai dari variabel
bebasnya. Sebab besarnya fungsi itu tergantung dari nilai variabel bebas.
(Suprapto kartono SE,1983:7).
1.1 Jenis jenis fungsi
1.Fungsi injektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu atau fungsi injektif jika dan hanya jika
untuk sebarang a1 dan a2
dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1)
tidak sama dengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1
= a2 maka f(a1) sama dengan f(a2).
2
Fungsi surjektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan hanya jika
untuk sembarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a
dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan
kata lain, suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan kisarannya (range).
3
Fungsi bijektif
Fungsi f: A
→ B disebut disebut fungsi bijektif
jika dan hanya jika untuk sebarang b dalam kodomain B terdapat
tepat satu a dalam domain A sehingga f(a) = b,
dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B. Dengan
kata lain, fungsi bijektif adalah sekaligus injektif dan surjektif.
4 Fungsi konstan (fungsi tetap)
Fungsi konstan adalah fungsi f yang dinyatakan dalam rumus f(x) = c, dengan c suatu konstanta. Grafiknya jika dilukis dalam suatu sumbu koordinat dimana domainnyasumbu x merupakan garis yang sejajar dengan sumbu x.
5 Fungsi linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh
f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa
garis lurus.
3) Fungsi kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu ditentukan oleh
f(x) = ax2 + bx + c, di mana a ≠ 0 dan a, b, dan c bilangan konstan dan
grafiknya berupa parabola.
6 Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi dipetakan pada dirinya sendiri.Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x) = x.
4 Fungsi konstan (fungsi tetap)
Fungsi konstan adalah fungsi f yang dinyatakan dalam rumus f(x) = c, dengan c suatu konstanta. Grafiknya jika dilukis dalam suatu sumbu koordinat dimana domainnyasumbu x merupakan garis yang sejajar dengan sumbu x.
5 Fungsi linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh
f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa
garis lurus.
3) Fungsi kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu ditentukan oleh
f(x) = ax2 + bx + c, di mana a ≠ 0 dan a, b, dan c bilangan konstan dan
grafiknya berupa parabola.
6 Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi dipetakan pada dirinya sendiri.Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x) = x.
7 Fungsi tangga (bertingkat)
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi tangga apabila grafik fungsi f(x) berbentuk interval-interval yang sejajar.
8 Fungsi modulus
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini memetakan setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur harga mutlaknya.
9 Fungsi ganjil dan fungsi genap
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi ganjil apabila berlaku f(–x) = –f(x) dan disebut fungsi genap apabila berlaku f(–x) = f(x). Jika f(–x) ≠ –f(x) maka fungsi ini tidak genap dan tidak ganjil.
10 Fungsi Polinomial
Fungsi Polinomial adalah fungsi f yang dinyatakan dalam bentuk :
f(x) = an x n + an-1 x n-1 + ……. A2 x 2 + a1 x a0
Jika n = 1 maka terbentuk fungsi linier (grafiknya berbentuk garis lurus).
Jika n = 2 maka terbentuk fungsi kuadrat( grafiknya berbentuk parabola
2.5 Fungsi invers
Jika
fungsi f : A Ã B dinyatakan dalam pasangan terurut
f : {(a,b) | a ÃŽ A dan b ÃŽ B} maka invers dari fungsi f adalah f-1 : B Ã A ditentukan oleh :
f-1 : {(b,a) | b ÃŽ B dan a ÃŽ A}
Invers suatu fungsi tidak selalu merupakan fungsi. Jika invers suatu fungsi merupakan fungsi maka invers fungsi itu disebut fungsi invers.
BAB
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
v Perangakat
komputer atau dapat digantikan dengan laptop atau notebook
3.1.2
Bahan
v Software
maple 8 ataupun maple 13
3.2
Cara kerja
1.
Menghidupkan tombol power on pada CPU.
2.
Menekan tombol on pada monitor komputer.
3.
Menunggu hingga komputer siap digunakan,
lalu double klik pada icon maple 8 yang ada di dekstop atau jika belum ada di
layar dekstop maka dapat membuka lembar kerja maple 8 dengan cara start – All program – maple 8
BAB
4. PEMBAHASAN
4.1 Penerapan Fungsi dalam Maple
4.1.1
Mendefinisikan fungsi
Dalam pengoperasianya maple
dapat digunakan untuk mendefinisikan sebuah fungsi. Dengan demikian bentuk
operasi yang akan ditampilkan dalam maple tidaklah serumit dan sekompleks
fungsi itu sendiri, dalam maple fungsi yang telah di definisikan akan terlihat
lebih sederhana. Dan memudahkan dalam penulisan rumus operasi matematika
lainnya.
Contoh:
Untuk menuliskan f(x) = x2+3x+2 pada worksheet maple,kita
cukup menuliskan sebagai berikut
> f:=(x)->x^2+3*x+2;
> g:=(x)->2*x^2+4*x+3;
Setelah
didefinisikan seperti contoh diatas,maka untuk menuliskan rumus operasi
matematik lainnya kita hanya perlu maenuliskan f(x) atau g(x) saja, karena
fungsi itu sudah didefinisikan maka secara otomatis komputer akan membaca f(x)
ataupun g(x) dengan sesuai fungsi diatas.
Contoh operasi
pengurangan dan penambahan
> f(x)+g(x);
> g(x)-f(x);
4.2
Nilai fungsi
Untuk
menentukan nilai fungsi terlebih dahulu kita menentukan variabel bebasnya,
setelah kita tentukan barulah kita akan mengetahui nilai fungsi tersebut.
Contoh:
> f:=(x)->x^2+3*x+2;
> g:=(x)->2*x^2+4*x+3;
> f(1);
> g(1);
Dengan mensubtitusikan nilai x maka kita
dapat menentukan nilai f(x) maupun g(x). Untuk mencari faktor dari suatu fungsi
kita dapat menggunakan “factor” sedangkan untuk mencari akar dari fungsi
tersebut dapat digunakan “solve”.
Contoh:
> f:=(x)->x^2+3*x+2;
> factor(f(x));
> solve(f(x));
Untuk fungsi yang memiliki dua variabel atau lebih pendevinisian fungsi
dapat dituliskan seperti berikut
Contoh:
> s:=(x,y)->(3*x^2-5*y^3)*(2*x+4*y);
Untuk mengetahui nilai fungsi itu sendiri,dapat disubstitusikan
nilai x dan y kedalam fungsi, sebagaiman contoh dibawah ini:
Contoh:
> p:=(x,y)->(x^2+y^2+2*x+y+5);
> p(1,1);
4.3
Fungsi Komposisi
Komposisi
fungsi merupakan penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan yang akan
menghasilkan sebuah fungsi baru. Dalam maple fungsi komposisi dapat dituliskan
seperti dibawah ini.
Contoh:
> a:=(x)->3*x+4;
> b:=(x)->5*x+2;
> a(b(x));
> b(a(x));
4.4 Fungsi invers
Dalam maple kita juga bisa mencari
nilai invers, mencari fungsi invers dalam maple diawali dengan mendefinisikan
fungsi f(x) terlebih dahulu. Untuk menuliskan fungsi invers dapat digunakan
perintah “finv”, namun terlebih dulu kita harus mencari g(x) sebagai
penyelesaian dari persamaan (f o g)(x)=x.
Contoh:
Fungsi invers dari f(x) = 2x+5
Dalam maple kita tulis
> f:=(x)->2*x+5;
Tahap pertama kita mendevinisikan fungsi itu sendiri,setelah iitu
kkita masukkan perintah seperti dibawah ini
> finv:=(x)->solve((f@g)(x)=x,g(x));
Setelah itu kita dapat memerikan perintah “finv” ,perintah ini
diberikan untuk menampilkan hasil fungsi inversnya.
|
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil
beberapa kesimpulan yakni:
4.1.1 Penerapan fungsi ke dalam maple meliputi:
1.
Pendevinisian fungsi pada
maple
Contoh pendevinisian fungsi
pada maple
Misal kita
ingin menuliskan fungsi f(x) = x2+3x+2 maka perintah yang harus
ditulis pada maple seperti halnya yang tercetak merah.
> f:=(x)->x^2+3*x+2;
2.
Nilai fungsi
Untuk nilai fungsi dapat dicari dengan memasukkan nilai variabel
bebasnya
Contoh:
> f:=(x)->x^2+3*x+2;
> f(1);
Yang sangat
perlu diingat adalah sebelum kita memasukkan nilai fungsi, kita harus
mendevinisikan fungsinya terlebih dahulu.Untuk memfaktorkan sebuah fungsi dapat
kita gunakan perintah “factor” dan untuk mencari akar dari masing masing fungsi
kita dapat menggunakan perintah “solve”.
Contoh:
> factor(f(x));
> solve(f(x));
3.
Penulisan fungsi invers
Menuliskan fungsi invers
dapat dimulai dengan mendevinisikan fungsi itu sendiri,kemudian dilanjutkan
dengan mencari fungsi g(x) dan yang terakhir dengan memberikan perintah “finv”
pada fungsi
Contoh:
> f:=(x)->2*x+5;
> finv:=(x)->solve((f@g)(x)=x,g(x));
> finv(x);
4.2
Saran
4.2.1 Jangan pernah takut untuk untuk mencoba, jika kita mengalami
kegagalan disarankan untuk meminta bantuan teman ataupun asisten yang dapat
membantu
DAFTAR
PUSTAKA
Kartono,Suprapto.1983.Penerapan Fungsi Dalam
Ekonomi.Jakarta: Universitas Indonesia.
Baisuni,hasyim.1986.kalkulus.Jakarta:Universitas
Indonesia.
LAMPIRAN
1.
TUGAS FUNGSI
> restart;
> a:=(x)->sqrt(3)*x^2+exp^(x*sin(pi/4));
> b:=(y)->7*abs(y)+(120-60)*((y)^(1/3));
> c:=(x,y)->4*x^y+exp^(x+y)*(sqrt(xy));
> d:=(y,x)->y^(x*y)*sqrt(exp^(2*x^2+4*x));
2.
TUGAS INVERS
> f:=(x)->2*x+5;
> finv:=(x)->solve((f@g)(x)=x,g(x));
> finv(x);